Friday 11 December 2015

Penjahit Gita Busana Stasiun Depok Lama Menukar Kain Milik Konsumen

Pada tanggal 24 Oktober 2015 kami menjahitkan baju jas di penjahit bernama Gita Busana Tailor di Jalan Stasiun Depok Lama Nomor 15B Kota Depok Jawa Barat.

Kain atau bahan jas tersebut saya  bawa sendiri, yang berasal dari pemberian kantor tempat istri bekerja. Kainnya bermutu baik. Bahkan saat order jahitan tersebut sang penjahit berkali-kali bilang ini kain bagus. Ini ada tulisan "made in Italia". Ini kain import, katanya berkali-kali. Saya percaya, karena sang penjahit tentu ahli dalam perkainan, sementara kami sangat awam soal itu. Sementara kami tidak membeli sendiri kain tersebut, kami hanya diberi.

Saya tidak mematok waktu pembuatan, artinya saya serahkan saja ke penjahit kapan baju jas itu mau diselesaikan pengerjaannya, sepanjang masih dalam batas yang wajar.

Hanya dalam waktu kurang lebih 1 minggu saya sudah ditelepon sang penjahit yang memberitahukan bahwa baju sudah jadi dan bisa diambil.

Beberapa hari kemudian istri saya ambil baju tersebut. Saat itu juga terjadi pelunasan biaya yang besarnya total Rp 600.000. Kebetulan bukti order jasa jahit terbawa oleh saya. Di dalam bukti order dan bukti ambil barang tersebut diselipkan guntingan contoh kain.

Saat sampai rumah kami sangat terkejut saat mendapati kain baju jas tersebut telah ditukar dengan kain jenis lain yang kami menduga lebih rendah mutunya. Mungkin kain produk dalam negeri.

Dari pencocokan dengan guntingan kain di bukti order jasa jahitan yang kami pegang saja sudah sangat berbeda jenis kainnya. Bahkan kami yang awam pengetahuan soal kain saja sudah tahu kalau kainnya berbeda antara kain yang dari kami dengan kain jas yang sudah jadi tersebut.

Sore hari berikutnya kami komplain ke penjahit tersebut. Sudah pasti sang penjahit tidak mengakui kalau dirinya telah menukar kain baju jas tersebut.

Kami menuntut kain aslinya dibalikin. Baju jas yang sudah jadi juga kami kembalikan. Kami sempat minta menunjukkan kain perca sisa potongan pembuatan baju tersebut. Namun si penjahit tidak bisa menunjukkannya, bahkan sampai sekarang. Kami sampai meminjam kain yang sama ke teman kantor. Kami tunjukkan ke penjahit, penjahit bersikukuh bahwa dia tidak mengganti kain baju tersebut.

Kami sampai beberapa kali ke penjahit tersebut untuk negosiasi. Kami menuntut kain asli dikembalikan, biaya jasa jahit juga dikembalikan.

Pada saat terakhir kedatangan kami di penjahit untuk komplain sanga penjahit hanya mau mengganti biaya jahit Rp 300.000 dan tidak mau mengganti kainnya. Akhirnya kami kalah dalam negosiasi tersebut. Kalau hanya diganti pengembalian uang jasa Rp 300.000 artinya kami dipaksa menerima pilihan baju jas yang sudah ditukar kainnya dengan yang kualitasnya lebih jelek dari kain kami yang diserahkan ke penjahit.

Kami sangat yakin bahwa penjahit telah menukar kain kami. Meski sanga penjahit bersikukuh tidak melakukan sambil bilang sumpah demi Allah.

Kami yang awam soal kain saja tahu kalau jenis kainnya berbeda. Numun sanga penjahit yang sangat paham soal kain ngotot bahwa jenis kainnya sama.

Lagi-lagi posisi konsumen lemah dalam berelasi dengan produsen atau penjual jasa. Ini tentu menjadi ganjalan bangsa ini untuk maju. Karena kami yakin banyak penjahit sering melakukan hal seperti ini.

Bagi publik Kota Depok Jawa Barat kami hanya berpesan hati-hati dengan penjahit ini. Atau kalau kita ingin melakukan perubahan mari kita menghukumnya dengan jangan pernah lagi order jasa jahit di penjahit ini.

Pilihan tentu ada pada Anda. Kami hanya menyampaikan informasi. Siapa tahu informasi ini berguna buat sesama konsumen.

Thursday 18 April 2013

Lembar Kelam Layanan Avrist di Indonesia

Saya adalah peserta program asuransi rawat jalan Avrist Indonesia. Saya salah satu diantara korban layanan Avrist yang tidak dibayarkan sejumlah klaimnya. Komunikasi dengan pihak Avrist sudah dilakukan berkali-kali melalui media email, twitter, halaman facebook, surat pembaca media masa. Namun tidak ada penyelesaian hingga sekarang. Untuk itu saya mencoba mendikumentasikan perjuangan saya menuntut hak itu di dalam blog ini.






Ini perdebatan di halaman fans page nya Avrist....
Avrist pelayanan ke nasabah jauh dari profesional...
Suka · · 23 Januari pukul 15:51

  • Avrist Assurance Terima kasih atas kritiknya, ini akan menjadi masukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan kami
  • Mata Bening terima kasih atas responsnya meskipun lambat...silahkan diperbaiki bagian klaim, bagian hubungan masayarakat, dan public relation nya. Juga yang jadi admin twitter AVRIST. Saya tidak perlu menyebutkan personil nya satu-persatu.Silahkan saja dicek. Kalau perlu diganti yang lebih bagus dan profesional. Ini kalau Avrist mau menjadi perusahaan asuransi besar dan berpengaruh. Respons lah setiap masukan dan kritik dari manapun datangnya (nasabah maupun bukan) dengan baik. Jangan justru dijadikan musuh...Avrist seharusnya melakukan edukasi biar semua orang mau berasuransi, bukan memusuhi orang. Bisnis asuransi itu bisnis kepercayaan, kalau masyarakat apalagi nasabah dijadikan tidak nyaman, masyarakat akan jadi antipati dengan asuransi. jangan hanya diperbaiki marketing/ agent nya saja....tapi pelayanan purna jual juga perlu diperhatikan....
  • Edysr Id Langsung ganti brand aja, Suhu Mata Bening. Kan sekarang sudah era horizontal marketing. Konsumen berhak menilai secara komparatif sebelum memilih brand yang value-nya sesuai..hehe
  • Avrist Assurance Mata Bening kalau boleh tahu keluhannya secara spesifik seperti apa, sehingga kami bisa langsung menindak lanjuti. Sebisa mungkin kami terbuka dengan saran dan kritik selama itu dapat membuat Avrist lebih baik
  • Mata Bening Saya ada masalah dengan klaim. Intinya klaim saya tidak bisa cair. Setelah saya berkomunikasi berkali-kali tidak ada jalan keluar. Bukannya jawaban baik2 yang saya dapat tapi caci maki dan penghinaan. Saya sudah putus asa dengan klaim ini. Padahal saya khan hanya menuntut hak saya. Sebagai nasabah bukannya wajar meminta sesuatu yg menjadi haknya? Wajar gak sih? Wajar gak sih?
  • Mata Bening @edysr Id: ganti brand itu pasti. Apalagi sudah ketahuan buruknya. Tapi ini soal tanggung jawab. Kalau bukan pemenuhan kewajiban kerjasama. Brand besar memang menuntut konsekuensi tanggungjawab besar. Ini bisa jadi studi kasus khan suhu brander? Coba deh...
  • Avrist Assurance Mata Bening Bapak untuk proses klaim mengubungi siapa? call centre kami atau Agen? kalau boleh tahu kami meminta nomor polis dan agen, info tersebut dapat dikirim melalui jalur pribadi.

---------------------------------------

Met siang,,,ini sebenarnya akun asli AVRIST asuransi atau bukan,,,,?? Kok kirim pertanyaan lewat dinding enggak buru2 di tanggapi......
Suka · · 26 Januari pukul 14:19

-------------------------------------

Ini surat pembaca saya yang dimuat di Kompas, 25 Maret 2013 (versi lengkap):

Hati-hati, Sistem Verifikasi Klaim Asuransi Avrist Tak Valid

Saya ikut program asuransi kesehatan rawat jalan dari Avrist melalui kantor tempat saya bekerja. Beberapa saat lalu saya mengajukan klaim anggota keluarga saya yang memang terdaftar sebagai tertanggung. Klaim saya tersebut ditolak, dengan alasan tanggal kuitansi pembelian obat tidak sesuai dengan tanggal kuitansi jasa dokter. Avrist mensyaratkan setiap klaim harus disertai formulir yang diisi dengan lengkap. Termasuk alamat apotik dan alamat praktek dokter, beserta nomor telepon. Saya juga sudah mengisinya dengan lengkap. Namun anehnya, ketika saya minta pihak Avrist untuk melakukan verifikasi sendiri ke pihak apotik dan alamat praktek dokter, pihak Avrist tidak mau melakukannya. Sebenarnya saya hanya berharap Avrist menanyakan langsung kepada pihak dokter apakah saya benar-benar berobat saat tanggal tersebut. Saya sudah melakukan komplain soal ini. Namun ketika menanggapi komplain saya, pihak Avrist selalu menyalahkan saya dan terkesan tidak profesional. Bahkan jawaban yang tidak mengenakkan harus saya terima dari pihak customer service nya. Tentu saja ini sangat merugikan nasabah/ klien Avrist, yang tentu saja membayar premi yang tidak kecil.

Untuk menguji obyektifitas sistem verifikasi klaim Avrist ini, kemudian saya mengajukan klaim lagi untuk anggota keluarga saya yang lain (dengan di atas namakan saya), yang tidak terdaftar sebagai tertanggung. Anehnya klaim ini diterima, saya dapat rembuirst atas klaim saya yang kedua ini. Lagi-lagi Avrist tidak melakukan verifikasi atas klaim saya, yang mana saya juga menuliskan secara lengkap alamat praktek dokter dan nomor telepon di formulir yang diberikan Avrist. Saya berusaha jujur untuk mengakui ini. Saya pun bersedia untuk mengembalikan pencairan klaim saya yang kedua ini kalau memang diminta, karena itu memang bukan hak saya. Sementara pada kasus yang pertama saya menuntut karena memang itu hak saya.

Yang menjadi permasalahan di sini adalah bahwa sistem verifikasi klaim asuransi sekelas Avrist ternyata tidaklah valid. Dua sampel kasus di atas menjadi indikasi akan hal ini. Saya yakin banyak nasabah Avrist mengalami seperti saya. Parahnya lagi, ketika dikomplain pihak Avrist cenderung menanggapinya secara tidak simpatik. Saya berharap sistem yang buruk seperti ini tidak terjadi pada perusahaan asuransi yang lain. Kita tahu bahwa keterjangkauan asuransi kepada masyarakat Indonesia masihlah sangat terbatas. Sungguh sayang, momentum seperti ini seharusnya menjadi wahana edukasi kepada masyarakat di Indonesia agar mau berasuransi. Namun apa yang terjadi ini sungguh sangat kontra produktif.

Saya berharap masyarakat berhati-hati terhadap tawaran asuransi yang sekarang sering ditawarkan melalui telpon, yang kita sendiri sering tidak tahu dari mana mereka mendapatkan nomor telepon kita.

Lais Abid
Cilodong, Depok, Jawa Barat
Batal Suka · · 5 April pukul 14:19

  • Sopril Amir Mata Bening, sambil menunggu penjelasan dari pihak Avrist, sepertinya memang ada beda pemaknaan tentang istilah verifikasi di sini.
    Dirimu mengartikan verifikasi di sini adalah pemeriksaan atas akurasi data pengguna dan penyedia layanan, sementara Avr
    ...Lihat Selengkapnya
  • Mashudi Noorsalim Sepertinya harus hati2 milih asuransi yang kredibel bid. Moga2 ga terjadi lg di masa mendatang
  • Mata Bening Bapak Sopril Amir faktanya saya bisa memanipulasi data klaim, ini artinya khan memang Avrist tidak melakukan check ke tempat praktek dokter... kalau sudah melakukan check ke tempat praktek dokter khan mestinya tahu, bahwa yang berobat gigi bukan saya. Sama dengan kasus pertama, kalau Avrist melakukan check ke tempat praktek dokter khan juga tahu bahwa tanggal tersebut saya mengantarkan anak saya berobat di tempat praktek dokter tersebut.... sederhana saja kok. Yang kita butuhkan di sini kejujuran dan etika berbisnis (asuransi) itu saja. Ini kalau memang kita semua pingin jadi negara maju dan besar... kalau tidak ya mari bersama-sama membiarkan dan melakukan praktek-praktek (bisnis) curang seperti ini. Besok pagi juga hancur negara ini. (Maaf kalau harus mengatakan hal-hal yang moralis)...
  • Agung Marhaenis waduh. Apa mekanisme klaimnya memang sengaja dipersulit ya? saya dulu pernah pakai asuransi lain sih perasaan gak pernah menemui kesulitan. Cuma kalau vitamin memang harus siap bayar sendiri. Itu saja.
  • Nutze Nuswantoro prihatin. seharusnya avrist menangkap substansi keluhan yg dilayangkan Mata Bening dan segera membayar apa yg menjadi hak nasabah. jikapun ada kendala administrasi sudah sewajarnya pihak avrist aktif membantu sehingga klaim bisa cair dan bukan sebaliknya, menyimpannya sebagai keuntungan perusahaan. semoga masalah bisa terselesaikan dng baik.
  • Sopril Amir Mata Bening menyebutkan
    Avrist mensyaratkan setiap klaim harus disertai formulir yang diisi dengan lengkap. Termasuk alamat apotik dan alamat praktek dokter, beserta nomor telepon. Saya juga sudah mengisinya dengan lengkap. Namun anehnya, ketika saya minta pihak Avrist untuk melakukan verifikasi sendiri ke pihak apotik dan alamat praktek dokter, pihak Avrist tidak mau melakukannya. Sebenarnya saya hanya berharap Avrist menanyakan langsung kepada pihak dokter apakah saya benar-benar berobat saat tanggal tersebut.

    sementara Avrist bilang
    kami telah melakukan pengecekan untuk ketiga klaim yang diajukan Bapak Lais Abid sebagai nasabah asuransi kesehatan grup,

    --
    Kalau begitu ada beda persepsi tentang apa arti verifikasi atau pengecekan di sini.
    Bagaimana persisnya pengertian verifikasi menurut masing-masing fihak di sini? Adakah bukti-bukti pendukungnya, bahwa verifikasi itu belum/sudah dilakukan?
  • Mata Bening betul....Avrist memang memajukan kehidupan yang gemilang bagi bisnis asuransi, tapi bukan kehidupan nasabah dan masyarakat Indonesia. Hari ini saya mencari tahu, ternyata untuk program asuransi ini perorang premi yang harus dibayar kurang lebih 4 juta rupiah selama setahun. Tapi manfaat yang bisa saya klaim tidak lebih dari 300 ribu rupiah. Itu pun saya harus menipu-nipu dan manipulasi data klaim. Silahkan bayangkan berapa keuntungan yang diraub Avrist? Saya paham sistem klaim asuransi memang berdasar mekanisme klaim...tapi kalau klaim saja harus dipersulit bahkan tidak dibayarkan? silahkan publik membayangkan sendiri....
  • Sholi Desu Walah Mas Abid. Avrist entar terus bilang "klaim palsunya" adlh insurance's fraud. Eniwe buswe, kuwi kok bisa ya Avrist gak memverifikasi. Selama ini kalau aku klaim model reimburst lancar2 saja sih.
  • Sopril Amir Agak bingung dengan cara Avrist menanggapi kasus ini, apa dengan dimuatnya tanggapan di koran terus masalahnya bisa dianggap selesai?
  • Mata Bening tanggapan surat pembaca avrist di Kompas tidak nyambung. Ya memang klaim atas nama istri saya itu ditolak klaimnya. bukan itu yang saya maksud. Namun setelah itu saya mengajukan klaim berobat ke klinik gigi lagi. Dalam klaim tersebut sebenarnya yang berobat istri saya (yang tidak menjadi peserta asuransi rawat jalan ini), namun saya berbohong dengan mengatasnamakan nama saya. Silahkan ditelusuri kembali semua riwayat klaim saya. Saya dengan mudah bisa memanipulasi data klaim. Karena memang Avrist tidak pernah melakukan verifikasi ke tempat praktek dokter. Jadi saya menghimbau kepada publik untuk tidak percaya kepada sistem verifikasi Avrist. Atau kalau Anda nasabah Avrist silahkan manipulasi data klaim Anda. buktinya saya bisa dengan leluasa memanipulasi data klaim tersebut, dan klaim saya dibayar....
  • Avrist Assurance Dear Bapak Lais Abid Mata Bening, terima kasih untuk penjelasannya. Dapat kami jelaskan bahwa Avrist memiliki prosedur untuk proses klaim yang diajukan nasabah, Avrist menilai klaim yang Bapak ajukan untuk pengobatan gigi sebesar Rp 205.000 telah sesuai dengan prosedur karena dilengkapi dengan form klaim (diisi dengan lengkap) dan kwitansi yang keduanya ditandatangani Dokter Gigi yang melakukan pengobatan, serta sesuai dengan kronologis pengobatan sehingga klaim tersebut dapat dibayarkan. Mengenai kebohongan yang telah Bapak akui dilakukan dalam pengajuan klaim tersebut, kami kembalikan kepada Bapak untuk menilainya.

    Dalam surat pembaca yang dikirimkan ke Kompas (25/3), Bapak mempertanyakan bahwa klaim atas nama anak Bapak tidak dibayarkan, kami telah menjelaskan dalam surat tanggapan bahwa klaim tersebut ditolak karena dokumen yang dikirimkan tidak sesuai dengan kronologis. Demikian juga dalam surat yang sama, Bapak mempertanyakan bahwa klaim untuk anggota keluarga yang tidak terdaftar malah dibayarkan, kami juga telah menjelaskan bahwa Avrist menolak klaim tersebut sesuai surat yang dikirimkan ke HRD perusahaan Bapak dengan penjelasan bahwa anggota keluarga tersebut tidak terdaftar. Avrist tidak mengetahui pembayaran klaim yang Bapak terima untuk anggota keluarga yang tidak terdaftar seperti dimaksud dalam surat pembaca tersebut. Kedua hal mengenai penolakan klaim diatas seperti yang tercantum dalam surat pembaca, telah dijelaskan dalam Surat Tanggapan yang dimuat di Kompas (10/4).

    Dear Bapak Mashudi Noorsalim, Avrist sebagai perusahaan asuransi jiwa mempunyai komitmen untuk memajukan kehidupan yang gemilang bagi siapapun, dimanapun berada.

    Dear Bapak Sopril Amir dan Ibu Sholi Desu, kami telah melakukan pengecekan untuk ketiga klaim yang diajukan Bapak Lais Abid sebagai nasabah asuransi kesehatan grup, dokumen klaim yang memenuhi persyaratan dan prosedur telah dibayarkan sesuai komitmen Avrist. Penolakan klaim dilakukan untuk dokumen klaim tidak memenuhi prosedur dan karena mengajukan klaim untuk anggota keluarga yang belum terdaftar sebagai peserta asuransi Avrist.

    Kami berharap penjelasan yang diberikan dapat diterima dengan baik. Terima kasih.

  • Avrist Assurance Dear Bapak Lais Abid, kami mengucapkan terima kasih atas informasi yang disampaikan di harian Kompas maupun di akun Facebook Avrist.

    Dapat kami informasikan bahwa surat tanggapan dari Avrist telah disampaikan ke Redaksi harian Kompas dan sedang menunggu untuk pemuatannya.

    Terima kasih.